Mengenal Proyek Konstruksi Hijau dan Contohnya di Indonesia

Pernahkah Anda mendengar istilah proyek konstruksi hijau? Jika dilihat dari namanya, proyek ini mengacu pada upaya pembangunan yang tidak hanya berfokus pada hasil akhir bangunan, tetapi juga memperhatikan dampak lingkungan di setiap tahapannya. 

Mulai dari pemilihan material yang ramah lingkungan, desain yang efisien energi, hingga pengelolaan limbah konstruksi, semuanya dirancang untuk meminimalkan jejak karbon dan mendukung keberlanjutan (sustainability).

Lalu, apakah Indonesia sudah menerapkan proyek konstruksi hijau sebagai upaya dalam menciptakan infrastruktur yang lebih ramah lingkungan? Artikel ini akan membahas berbagai contoh nyata serta peran penting material seperti H Beam dan IWF dalam mendukung inisiatif pembangunan berkelanjutan. Mari kita simak lebih lanjut!

Apa itu Proyek Konstruksi Hijau?

Dikutip dari jurnal yang berjudul “Implementasi Konstruksi Hijau pada Proyek Apartemen Grand Kamala Lagoon Tower Emerald Bekasi”, konstruksi hijau merupakan bagian dari pendekatan konstruksi berkelanjutan dengan tujuan utama untuk meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan sepanjang proses pembangunan.

Hal ini berarti bahwa setiap tahap dalam proyek pembangunan, mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan, dirancang untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya, mengurangi limbah, dan meningkatkan efisiensi energi.

Oleh karena itu, berdasarkan laman djkn.kemenkeu.go.id, sebuah bangunan dikategorikan sebagai konstruksi hijau apabila memenuhi 6 penilaian utama berikut:

  1. Pengembangan Lahan yang Tepat (Appropriate Site Development/ASD)
  2. Efisiensi Energi dan Refrigeran (Energy Efficiency & Refrigerant/EER)
  3. Konservasi Air (Water Conservation/WAC)
  4. Sumber dan Siklus Material (Material Resources & Cycle/MRC)
  5. Kualitas Udara dan Kenyamanan Dalam Ruangan (Indoor Air Health & Comfort/IHC)
  6. Manajemen Lingkungan Bangunan (Building & Environment Management)

Berdasarkan penilaian di atas, proyek ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi lingkungan serta masyarakat keseluruhan. 

Setelah mengetahui penjelasannya, sekarang kita akan beralih kepada pembahasan selanjutnya, yaitu contoh proyek konstruksi hijau yang dibangun di Indonesia. Kira-kira seperti apa? Simak selengkapnya di bawah ini.

Ternyata, banyak proyek di Indonesia yang telah berhasil mengadopsi konsep konstruksi hijau sebagai bagian dari pembangunan berkelanjutan. Proyek-proyek ini fokus pada efisiensi energi, penggunaan sumber daya secara bijaksana, serta pengurangan dampak lingkungan sepanjang siklus hidup bangunan.

Hal ini juga didukung oleh adanya lembaga berwenang seperti Green Building Council Indonesia (GBCI) sebagai penyelenggara sertifikasi bangunan hijau. GBCI berkomitmen mendorong terciptanya gedung-gedung ramah lingkungan di Indonesia, sehingga semakin banyak proyek yang menerapkan prinsip keberlanjutan.

Beberapa di antara contoh proyek konstruksi hijau yang ada di Indonesia adalah sebagai berikut:

Menara BCA PT Grand Indonesia yang berlokasi di Sudirman, Jakarta Selatan, meraih Sertifikat GREENSHIP EB dengan peringkat PLATINUM dari Green Building Council Indonesia pada tahun 2011.

Green Building Menara BCA

Sumber: gnbcindonesia.org

2. Wisma Mulia 2

Wisma Mulia 2 yang berlokasi di Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, berhasil meraih Sertifikasi GREENSHIP Existing Building Ver 1.1 dengan pencapaian peringkat PLATINUM dan total skor 91 poin. 

Green Building Wisma Mulia 2

Sumber: gnbcindonesia.org

    Bandar Udara Jenderal Ahmad Yani yang berlokasi di Semarang, Jawa Tengah, berhasil memperoleh Sertifikasi GREENSHIP New Building dengan peringkat GOLD dan total skor 60 poin. 

    Green Building Banda Udara Jenderal Ahmad Yani Semarang

    Sumber: gnbcindonesia.org

    Bangunan-bangunan di atas merupakan contoh nyata konstruksi hijau di Indonesia yang telah resmi tersertifikasi oleh Green Building Council Indonesia (GBCI). Sertifikasi ini menandakan bahwa bangunan tersebut telah memenuhi enam kriteria penilaian utama yang telah disebutkan sebelumnya.

    Melihat contoh-contoh tersebut, kita dapat membayangkan bahwa proyek-proyek ini tidak hanya bergantung pada desain inovatif dan teknologi ramah lingkungan, tetapi juga pada pemilihan material bangunan yang tepat. Salah satu material utama yang sering digunakan dalam konstruksi hijau adalah baja. Baja dipilih karena kemampuannya untuk mendukung struktur yang kokoh, efisien, dan ramah lingkungan.

    Dalam konteks ini, baja jenis H Beam dan IWF memainkan peran penting dalam keberlanjutan proyek konstruksi hijau. Dengan sifat-sifatnya yang kuat dan ringan, H Beam dan IWF tidak hanya memberikan stabilitas struktural, tetapi juga mengurangi jejak karbon melalui efisiensi dalam penggunaan material. 

    Selanjutnya, mari kita bahas lebih dalam mengenai kontribusi kedua jenis baja ini dalam mendukung tujuan keberlanjutan dalam konstruksi.

    Implementasi Proyek Konstruksi Baja Tahan Gempa GYS

    Entah bagaimana jika sebuah bangunan besar yang tinggi hanya terbuat dari material kayu, tentu kekuatan dan daya tahan bangunan tersebut akan dipertanyakan. Di sinilah baja berperan penting.

    Dalam dunia konstruksi, terdapat 2 baja yang seringkali digunakan, yaitu H Beam dan IWF. Berikut adalah masing-masing penjelasan singkatnya:

    H Beam 200

    H Beam yang dikenal karena bentuknya yang menyerupai huruf kapital “H” ini menawarkan kekuatan struktural yang sangat baik, mampu menahan beban berat baik secara vertikal maupun horizontal. Faktor ini membuatnya ideal untuk konstruksi bangunan bertingkat tinggi, jembatan, serta infrastruktur besar lainnya. Selain itu, H Beam memberikan stabilitas yang lebih baik pada sambungan-sambungan utama bangunan.

    GYS Product's IWF

    IWF memiliki dimensi yang lebih bervariasi dan fleksibel dibandingkan H Beam, sehingga membuatnya cocok digunakan dalam berbagai jenis struktur. Baja ini sering dipilih karena kemampuannya menahan tekanan berat dan beban dinamis, sehingga digunakan dalam elemen-elemen bangunan yang memerlukan kekuatan dan daya tahan tinggi, seperti kolom, balok, atau rangka baja.

    Kedua baja jenis H Beam dan IWF merupakan material utama dalam konstruksi modern karena memiliki kekuatan struktural yang tinggi dan mampu menahan beban besar, termasuk pada bangunan bertingkat tinggi. 

    Selain itu, baja dapat didaur ulang tanpa mengurangi kualitasnya, menjadikannya material yang ramah lingkungan dan ideal untuk proyek konstruksi hijau. Dengan begitu, baja tidak hanya memberikan kekuatan pada bangunan, tetapi juga mendukung inisiatif keberlanjutan dalam pembangunan.

    Jenis-Jenis Produk Baja GYS

    Meningkatnya kesadaran masyarakat Indonesia terhadap pola hidup ramah lingkungan menjadi sinyal positif bagi perkembangan konstruksi hijau. Dengan semakin banyaknya individu dan organisasi yang memilih untuk mendukung inisiatif hijau, tren ini diprediksi akan terus berkembang. Permintaan terhadap bangunan yang lebih efisien secara energi dan minim dampak lingkungan juga terus meningkat, didukung oleh pertumbuhan sektor properti yang semakin mengutamakan keberlanjutan.

    Selain itu, kebijakan pemerintah melalui Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) No. 21 Tahun 2021 tentang Penilaian Kinerja Bangunan Gedung Hijau akan membantu menciptakan konstruksi ramah lingkungan di Indonesia.

    Berikut ini beberapa faktor yang mendorong pertumbuhan konstruksi hijau di Indonesia yang dilansir dari widya.ai, yaitu:

    1. Kesadaran masyarakat: Semakin banyak masyarakat yang peduli lingkungan dan menuntut produk serta jasa ramah lingkungan.
    2. Kebijakan pemerintah: Regulasi pemerintah, seperti kebijakan tentang bangunan hijau, membantu memperkuat tren ini.
    3. Perkembangan teknologi: Teknologi ramah lingkungan yang semakin canggih menjadikan pembangunan hijau lebih efisien dan terjangkau.

    Di sisi lain, manfaat konstruksi hijau meliputi peningkatan kualitas udara dan air, efisiensi energi, serta kenyamanan penghuni. Untuk mendorong tren ini, diperlukan langkah-langkah seperti meningkatkan kesadaran masyarakat, memperkuat regulasi, dan mengembangkan teknologi seperti Load Scanner, yang mampu mengoptimalkan penggunaan material secara lebih efisien dan berkelanjutan.

    Di Garuda Yamato Steel (GYS), kami menyediakan produk baja tahan gempa yang dirancang untuk mendukung konsep konstruksi hijau. Dengan bahan baku terbaik dan melalui proses kontrol kualitas yang ketat, material kami tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga memenuhi standar keberlanjutan yang tinggi.

    Kami berkomitmen untuk mendukung proyek-proyek yang berfokus pada keberlanjutan, dan semua produk kami telah mendapatkan sertifikasi dari berbagai organisasi internasional, seperti ISO 9001 dan ISO 14001, serta CE Mark. 

    Hal ini memastikan bahwa setiap produk kami tidak hanya efisien tetapi juga berkualitas tinggi yang siap memenuhi tantangan lingkungan.

    Pilih GYS sebagai mitra terpercaya untuk material konstruksi Anda. Kunjungi situs kami untuk detail produk dan pemesanan, dan wujudkan proyek konstruksi hijau Anda bersama kami!

    Project of Seismic Grade Steel Products

    __

    Sumber referensi: