Industri dan pabrik baja mempunyai kontribusi yang penting dalam pembangunan dan perekonomian Indonesia. Industri baja ini menjadi salah satu kunci pengadaan produk baja lokal yang merupakan bagian dari upaya peningkatan TKDN dalam suatu produk atau proyek.
Manfaat Penggunaan Produk Pabrik Baja Lokal
Berbicara mengenai industri baja, tentu tidak bisa kita pisahkan dari Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). TKDN adalah persentase komponen atau produk yang berasal dari dalam negeri dalam suatu proyek atau produk jadi.
TKDN bisa berupa material, tenaga kerja, atau komponen lainnya. Adapun tujuan TKDN adalah untuk mengukur tingkat pemanfaatan produk lokal di dalam suatu pembangunan atau industri.
TKDN juga menjadi indikator untuk memastikan bahwa suatu proyek nasional atau produk yang dihasilkan (tak terkecuali infrastruktur dan manufaktur) memenuhi syarat tertentu untuk menggunakan komponen lokal. Pemerintah Indonesia sendiri mengharuskan proyek-proyek pembangunan tertentu memenuhi jumlah minimum TKDN sebagai bentuk dukungan industri lokal.
Dalam regulasi ini, baja termasuk salah satu konstruksi yang terkait dan punya peranan vital. Hal ini karena penggunaan produk pabrik baja lokal bisa meningkatkan TKDN suatu produk ataupun proyek.
Dari sektor ekonomi, sosial, maupun lingkungan, penggunaan produk baja lokal mempunyai dampak positif yang signifikan. Berikut adalah diantara manfaat penggunaan produk baja lokal yang bisa Anda ketahui.
1. Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional dan Terciptanya Lapangan Kerja
Penggunaan produk baja lokal merupakan tulang punggung pembangunan infrastruktur maupun industri lainnya. Dengan memanfaatkan produk lokal, peredaran uang akan tetap berada di dalam negeri saja.
Hal tersebut memicu pertumbuhan ekonomi keseluruhan, secara nasional. Di sisi lain, industri baja juga dapat menciptakan multiplier effect atau efek berganda.
Multiplier effect ini nantinya akan berdampak pada beberapa sektor lainnya. Sebut saja seperti jasa konstruksi, logistik, hingga sektor transportasi.
Tak hanya itu, penggunaan produk pabrik baja lokal juga membuka peluang kerja baru. Industri baja lokal standar TKDN tentu saja membutuhkan tenaga kerja yang tidak sedikit.
Mulai dari proses produksi, pendistribusian produk, hingga pemasaran baja, membutuhkan sumber daya masing-masing. Oleh karena itu, semakin banyak yang menggunakan produk baja lokal, akan semakin banyak lapangan kerja yang terbuka.
Hal tersebut bukan sekedar menekan tingkat pengangguran di Indonesia. Namun juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh.
2. Mengurangi Ketergantungan Impor dan Memperkuat Industri Baja Nasional
Ketergantungan akan impor produk jadi atau bahan baku bisa memicu ketidakstabilan harga. Hal ini terjadi akibat fluktuasi nilai tukar ataupun biaya transportasi internasional atau antarnegara.
Dengan menggunakan produk pabrik baja lokal, ketergantungan impor ini bisa ditekan. Sehingga kestabilan pasokan dan harga di pasar domestik bisa terkendali dengan baik.
Di samping itu, ketergantungan impor juga bisa melemahkan daya tahan industri baja lokal dari guncangan ekonomi secara global. Dengan menggunakan produk baja lokal, industri baja lokal bisa berkembang lebih baik lagi.
Industri lokal juga menjadi lebih mampu bersaing, baik di pasar domestik atau global sekalipun.
Terakhir, pabrik baja lokal juga bisa berperan sebagai katalisator bagi pertumbuhan dan perkembangan industri hilir. Sebut saja seperti manufaktur alat berat, konstruksi, atau otomotif.
3. Meningkatkan Kualitas dan Daya Saing Produk
Industri baja lokal kerap memberlakukan standar kualitas TKDN tingkat tinggi. Hal tersebut tidak lain untuk memastikan produk yang dihasilkan sesuai dengan permintaan atau kebutuhan pasar.
Dengan menggunakan produk baja lokal, konsumen akan memperoleh jaminan berupa kualitas tingkat tinggi dan ketahanan produk yang lebih baik. Hal ini sangatlah menguntungkan, terutama penggunaan baja pada proyek konstruksi dan manufaktur.
Kontribusi pabrik baja lokal sebagai penyedia produk dengan spesifikasi sesuai kebutuhan proyek nasional terbilang memang penting adanya. Kualitas inilah yang nantinya membuat produk baja lokal lebih mudah menarik pasar nasional maupun internasional.
Terlebih dengan biaya produksi yang lebih rendah lantaran memanfaatkan sumber daya lokal. Hal itu juga menawarkan keunggulan tersendiri dari segi harga.

4. Konsumsi Baja Perkapita Meningkat, Devisa Negara Lebih Hemat
Konsumsi baja perkapita seringkali dipakai sebagai acuan kemajuan suatu negara. Dengan menggunakan produk pabrik baja lokal, konsumsi baja nasional akan meningkat.
Hal tersebut turut mencerminkan peningkatan aktivitas industrialisasi pun pembangunan di tanah air. Industri baja lokal berkontribusi dalam pengadaan baja berkualitas tinggi yang dapat digunakan di berbagai bidang, baik kebutuhan infrastruktur maupun rumah tangga.
Di samping itu, memanfaatkan produk dari pabrik baja lokal bisa menghemat devisa negara. Apalagi jika mengingat impor baja membutuhkan devisa yang tidak sedikit jumlahnya.
Dengan begitu, devisa negara bisa dialokasikan untuk keperluan lainnya. Mungkin seperti pengembangan infrastruktur, kesehatan, atau kebutuhan pendidikan misalnya.
Dengan kata lain, pabrik baja lokal menjamin pasokan baja tetap stabil dengan harga terjangkau, sehingga kebutuhan impor dapat terminimalisir.
5. Mendorong Inovasi Baru dan Kontribusi Terhadap Keberlanjutan
Mengingat permintaan terhadap baja lokal yang terus bertambah, industri baja dituntut untuk terus berinovasi. Industri baja perlu beradaptasi dan mengadopsi teknologi baru untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas produk baja mereka.
Hal tersebut membantu pabrik baja lokal untuk menghasilkan produk-produk baru yang selaras dengan permintaan pasar modern.
Tak hanya sebagai produsen, industri baja lokal juga berperan sebagai pelopor dalam memproduksi teknologi ramah lingkungan serta solusi materi inovatif yang sejalan dengan trend berkelanjutan.
Dengan menggunakan komponen lokal, ini akan membantu mengurangi jejak karbon akibat transportasi bahan impor lantaran jarak distribusi lebih pendek. Selain itu, sekarang ini sudah ada banyak industri baja lokal yang mengadopsi teknologi ramah lingkungan dalam proses produksinya.
Perhitungan TKDN Baja
Cara menghitung TKDN untuk industri atau pabrik baja lokal melibatkan dua langkah utama.
- Pertama yaitu mengidentifikasi nilai komponen lokal yang dipakai untuk produksi.
- Kedua, membandingkannya dengan nilai total produk.
Adapun formula yang biasa diaplikasikan dalam perhitungan TKDN adalah:
TKDN (%) yaitu Nilai Komponen Lokal dibagi Nilai Total Produk, kemudian dikalikan 100.
Contoh:
Standar TKDN yang berlaku adalah 40%, maka pabrik baja harus memastikan setidaknya 40% dari nilai produk akhir terdiri atas komponen lokal. Artinya, produk baja yang dibuat harus memenuhi atau boleh melebihi persentase tersebut guna menaati standar yang berlaku.
Tahap Penerapan TKDN Baja
Sebagai salah satu unsur penting yang berkontribusi pada pencapaian TKDN, penerapannya melibatkan sejumlah tahapan. Mulai dari perencanaan hingga pengawasan, berikut ini adalah proses dan tahapan penerapan TKDN baja.

1. Mengidentifikasi Komponen Lokal
Pabrik baja lokal perlu melakukan identifikasi terhadap bahan baku dan komponen yang hendak dipakai dalam proses produksi baja. Tahap ini tidak lain untuk menentukan komponen mana saja yang berasal dari lokal atau dalam negeri.
Komponen ini bukan hanya material atau bahan baku saja, melainkan juga tenaga kerja (SDM) hingga teknologi yang digunakan. Tahapan pertama ini meliputi analisis rantai pasok serta dokumentasi darimana bahan berasal.
2. Evaluasi Nilai Komponen dan Penerapan Standar Sertifikasi
Langkah selanjutnya adalah menghitung nilai dari komponen-komponen tersebut. Tahap ini meliputi penilaian kontribusi elemen lokal atas nilai produk baja yang dihasilkan.
Adapun nantinya proses produksi harus memenuhi standar nasional, seperti SNI (Standar Nasional Indonesia). Tujuannya adalah untuk memastikan bahwasanya produk sudah memenuhi persyaratan dan kualitas TKDN. Sertifikasi ini dikerjakan oleh pihak yang berwenang.
3. Perhitungan Nilai TKDN atau Kepatuhan Regulasi
Nilai TKDN suatu produk pabrik baja dihitung berdasarkan formula yang sudah tertera dalam peraturan atau ketentuan dari Kementerian Perindustrian. Perhitungan ini meliputi proporsi bahan baku lokal, tenaga kerja lokal, hingga biaya produksi di dalam negeri.
Verifikasi ini menunjukkan bahwasanya nilai komponen lokal memenuhi atau melebihi standar TKDN yang berlaku. Oleh karena itu, pastikan semua persyaratan regulasi dipenuhi sehingga produk baja lokal bisa dikategorikan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
4. Dokumentasi dan Pelaporan
Pabrik baja lokal perlu membuat laporan secara rinci terkait penggunaan komponen lokal dalam proses produksi serta kepatuhan terhadap standar TKDN. Laporan ini juga harus melampirkan bukti dokumentasi serta analisis yang mendukung kepatuhan terhadap regulasi.
5. Audit dan Verifikasi
Langkah berikutnya, lembaga yang berwenang di bidang ini akan melakukan audit dan verifikasi atas klaim yang diajukan oleh pabrik baja lokal. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa nilai TKDN yang dilaporkan sesuai dengan kenyataannya.
6. Penerbitan Sertifikat TKDN Baja
Setelah proses audit selesai dan verifikasi menunjukkan keberhasilan, sertifikat TKDN baja akan segera diterbitkan oleh pihak yang berwenang menanganinya. Sertifikat ini akan menjadi bukti sah bahwa produk dari pabrik baja lokal tersebut memenuhi standar TKDN.
7. Pengawasan dan Evaluasi
Tahapan terakhir, pemerintah atau lembaga berwenang akan melakukan pengawasan secara rutin dan berkala. Hal ini untuk memastikan bahwa pabrik baja tetap menjalankan standar TKDN yang berlaku.
Adapun evaluasi diberlakukan untuk mendorong peningkatan nilai TKDN baja secara bertahap. Evaluasi ini juga membantu menyempurnakan regulasi dan meningkatkan partisipasi industri baja lokal.
Tantangan Penerapan TKDN Baja
Implementasi TKDN baja di lapangan tidak selalu mudah, terlepas dari manfaat yang dibawanya. Berikut ini adalah sejumlah tantangan yang mungkin terjadi dan berdampak pada efektivitas serta efisiensi penerapan TKDN pada industri dan pabrik baja di Indonesia.
1. Komponen Lokal Berkualitas Terbatas
Mendapatkan komponen lokal yang berkualitas dan memenuhi standar kedepannya mungkin akan kian sulit. Hal ini menghambat dalam proses pemenuhan TKDN baja.
Penyebabnya adalah terbatasnya pemasok lokal yang sanggup menyediakan bahan baku atau komponen yang dibutuhkan sesuai standar dan spesifikasi.
2. Tingginya Biaya Produksi
Harga komponen lokal bisa jadi lebih tinggi ketimbang menggunakan komponen impor. Hal ini menyebabkan peningkatan biaya produksi pada pabrik baja karena skala kecil dan efisiensi rendah.
Faktor-faktor seperti efisiensi produksi, harga bahan baku lokal yang cenderung lebih tinggi, serta skala ekonomi juga berkontribusi dalam peningkatan biaya ini.

3. Teknologi Lokal Masih Terbatas
Pabrik baja dalam negeri masih harus berhadapan dengan keterbatasan teknologi dan inovasi. Keterbatasan inilah yang bisa menjadi penghambat penerapan TKDN, sehingga menjadikan produksi baja tidak bisa memenuhi standar yang berlaku.
Keterbatasan teknologi lokal ini juga menyebabkan ketergantungan pada teknologi asing yang berisiko menghalangi pemenuhan syarat TKDN baja.
4. Kelebihan Kapasitas Global
Sekarang ini, industri baja lokal tengah menghadapi tantangan besar, yaitu kelebihan kapasitas produksi baja yang berlebihan. Kelebihan kapasitas ini memicu lonjakan ekspor baja yang merugikan produsen baja di negara-negara tujuan ekspor, termasuk pabrik baja Indonesia.
Tentunya hal ini berimbas pada persaingan produk baja yang ketat. Di sisi lain produsen baja domestik juga mengalami tekanan harga.
5. Persaingan Produk Impor
Tantangan ini masih erat kaitannya dengan tantangan sebelumnya. Produk impor seringkali menawarkan harga yang lebih terjangkau daripada produk baja lokal. Ini artinya pabrik baja lokal harus siap bersaing lebih keras lagi, terlebih jika terjadi banjir produk impor ke pasar domestik.
6. Regulasi dan Kebijakan yang Kurang Mendukung
Tantangan lain yang mungkin dihadapi oleh para produsen dan pabrik baja juga bisa bersumber dari pemerintah.
Contohnya seperti kurangnya pengawasan yang ketat dan implementasi terhadap kebijakan TKDN baja serta SNI (Standar Nasional Indonesia) dalam proyek-proyek yang menggunakan dana APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara).
Permasalahan ini menyebabkan rendahnya kepatuhan terhadap penggunaan produk baja lokal.
PT Garuda Yamato Steel (GYS): Pabrik Baja Lokal Berkualitas
PT Garuda Yamato Steel (GYS) merupakan perusahaan gabungan yang terbentuk melalui kolaborasi antara Yamato Kogyo Co, Ltd, Siam Yamato Steel Co, Ltd, PT Gunung Raja Paksi Tbk, dan PT Hanwa Indonesia. Sebagai perusahaan yang berfokus pada produksi baja berkualitas tinggi, GYS berkomitmen untuk memenuhi permintaan dan kebutuhan konstruksi di Indonesia.
Produk baja dari PT Garuda Yamato Steel diharapkan selalu bisa memenuhi kebutuhan domestik maupun ekspor. GYS juga turut berkontribusi terhadap perkembangan dan kemajuan industri baja dalam negeri.
Adapun beberapa keunggulan dari PT Garuda Yamato Steel sebagai pabrik baja lokal di antaranya:
- Kolaborasi dengan perusahaan kondang seperti Siam Yamato Steel dan Yamato Kogyo memungkinkan GYS dapat menjelajah pengetahuan dan teknologi baru seputar industri baja.
- GYS memanfaatkan teknologi canggih dan mutakhir untuk memproduksi baja berkualitas.
- PT Garuda Yamato Steel merupakan pabrik baja pertama yang memperkenalkan produk tahan gempa (seismic-grade steel).
- GYS menawarkan produk baja untuk kebutuhan konstruksi dengan lengkap, seperti H beam, wideflange, channel, dan lainnya.
- Produk baja GYS sudah memenuhi Standar Nasional Indonesia, sehingga kualitas tidak diragukan.
Beberapa Proyek yang Sudah Dikerjakan GYS
PT Garuda Yamato Steel sudah banyak membuktikan keikutsertaannya dalam berbagai proyek pembangunan dan konstruksi. Kontribusi ini bukan hanya menunjukkan eksistensi GYS dalam proyek, namun juga memastikan produk bajanya berkualitas, sehingga menghasilkan bangunan yang kokoh.
Adapun beberapa proyek yang melibatkan penggunaan baja dari PT Garuda Yamato Steel yaitu:
- Harco Glodok, Jakarta
- RMDP Balikpapan
- PLTS Kalimantan
- Pabrik Hankook di Bekasi
- Pabrik Baterai LG Hyundai di Karawang
- Proyek Park Hyatt di Selandia Baru
- Proyek terbaru, Hotel Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan
Terlibat di berbagai proyek dan konstruksi besar adalah bukti bahwa GYS bisa diandalkan di dalam setiap kebutuhan konstruksi dengan hasil yang memuaskan.
Untuk memperoleh informasi lengkap mengenai produk GYS beserta harganya, anda dapat menghubungi AI Sales Assistant kami yaitu AIKO. AIKO akan membantu untuk mendapatkan kebutuhan anda di pabrik baja kami dengan lebih baik, lebih ramah, serta lebih efisien.
Kesimpulan
Manfaat penggunaan produk pabrik baja lokal tidak hanya dirasakan oleh pelaku industri saja. Namun masyarakat luas turut merasakan dampaknya.
Dengan mendukung industri baja lokal, kita ikut andil dalam penguatan ekonomi nasional, mendukung terciptanya pembangunan yang lebih modern, serta berkontribusi terhadap praktik berkelanjutan.
Meski terdapat sejumlah tantangan yang mungkin terjadi di kemudian, pilihan untuk menggunakan produk baja lokal adalah solusi strategis yang memberikan pengaruh positif untuk Negara Indonesia.
Salah satu pabrik baja lokal berkualitas yang bisa memenuhi kebutuhan ini adalah PT Garuda Yamato Steel (GYS). GYS hadir dengan produk baja yang tahan lama, kokoh, dan mendukung untuk konstruksi besar.
PT Garuda Yamato Steel
Alamat : Jl. Perjuangan No.8, Sukadanau, Kec. Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat
Telephone : 62 21 890-0222
Email : [email protected]
Website : http://www.garudayamatosteel.com/
FAQ
– Mendukung pertumbuhan ekonomi dan terbukanya lapangan kerja baru
– Mengurangi ketergantungan impor dan memperkuat industri baja nasional
– Meningkatkan kualitas dan daya saing produk
– Meningkatkan konsumsi baja perkapita dan menghemat devisa negara
– Mendorong inovasi dan praktik berkelanjutan
Perhitungan dilakukan dengan formula:
TKDN (%) sama dengan Nilai Komponen Lokal dibagi Nilai Total Produk. Kemudian, dikali 100.
– Identifikasi komponen lokal
– Evaluasi nilai komponen dan penerapan standar sertifikasi
– Menghitung nilai TKDN
– Dokumentasi dan pelaporan
– Audit dan verifikasi
– Penerbitan sertifikat TKDN
– Pengawasan dan evaluasi